Header Ads

Nomelafken, Tujuan Akhir Jiwa Orang-Orang Mapuche di Patagonia


Lebih dari seribu tahun yang lalu, orang-orang Mapuche atau masyarakat Amerika Selatan telah mendiami wilayah Patagonia, yang sekarang terletak di perbatasan Argentina dan Chile. Mereka telah tinggal di sana sejak tahun 600 Sebelum Masehi (SM), menurut analisis sejarah terbaru.

Ada kepercayaan unik yang mereka miliki dan diungkap dalam penelitian arkeologi terbaru dari Temuco Catholic University di Chili. Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal PLOS One dengan judul "A pre-Hispanic canoe or Wampo burial in Northwestern Patagonia, Argentina."

Mereka yang meninggal akan dimakamkan menggunakan perahu kano dan dihanyutkan ke sungai untuk membawa jiwa mereka ke perhentian terakhir, atau yang mereka sebut tujuan jiwa.

Orang-orang Mapuche memiliki kepercayaan, bahwa tujuan jiwa orang mati adalah Nomelafken. Mereka yang telah meninggal akan diarung ke sungai dengan perahu kano untuk membawa jiwa mereka ke sana.

Nomelafken adalah sebuah kata dalam bahasa Mapuche yang jika diterjemahkan menjadi "sisi lain laut". Orang-orang yang baru mati akan melakukan perjalanan perahu metaforis hingga empat tahun sebelum mereka tiba di sebuah pulau mitos yang disebut Külchemapu atau Külchemaiwe.

Sebuah laporan sejarah dari tahun 1840-an oleh politisi Chili Salvador Sanfuentes mengatakan bahwa masyarakat lokal "menempatkan kuburan orang mati mereka di tepi sungai untuk memungkinkan arus membawa jiwa ke tanah jiwa."

Upacaya pemakaman menggunakan perahu kano menjadi peti mati untuk membawa orang mati dalam perjalanan ini, tulis para peneliti.

Metafora orang yang baru saja meninggal melakukan perjalanan kano ke tujuan akhir tampaknya telah lazim di seluruh Amerika Selatan pada zaman pra-Hispanik atau sebelum penjajahan bangsa Spanyol, dan mungkin selama ribuan tahun, peneliti mencatat.



"Kami menyimpulkan bahwa ini adalah praktik yang tersebar luas di benua itu, meskipun sedikit diketahui arkeologi karena masalah konservasi, seperti degradasi kayu di iklim lembab," kata arkeolog Alberto Pérez, seorang profesor antropologi di Temuco Catholic University di Chili dan penulis utama studi tersebut kepada Live Science.

"Pada zaman itu praktik ini tidak pasti, tetapi kami tahu teknologi navigasi seperti itu digunakan di sana lebih dari 3.500 tahun yang lalu, jadi kami dapat memperkirakan tanggal itu sebagai batas waktu potensial."

Studi baru mereka ini memiliki kepentingan ilmiah yang besar untuk penelitian arkeologi dan antropologi di wilayah Patagonia, kata Nicolás Lira, asisten profesor arkeologi, etnografi dan prasejarah di Universitas Chili yang tidak terlibat dalam penelitian.

"Temuan ini adalah pelestarian luar biasa untuk lingkungan lembab di wilayah tersebut, di mana sungai dan danau membentuk lanskap dalam sistem (sungai) yang saling berhubungan yang memfasilitasi dan mendorong navigasi," kata Lira.

Juan Skewes, seorang antropolog di Alberto Hurtado University di Chili yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan pemakaman Newen Antug adalah "bukti kuat" dari tradisi budaya bersama antara "lereng" timur dan barat Andes.

Sementara itu, catatan sejarah dan etnografi menunjukkan pemakaman kano tersebut mewakili hubungan simbolis antara orang Mapuche dan perairan.

Akan tetapi hubungan itu bukan satu-satunya pertimbangan mereka, kata Skewes. "Misalnya, "pohon adalah bagian dari hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari Mapuche," kata Skewes.

Menurutnya, selain memiliki asosiasi dengan praktik pemakaman, mereka terkait dengan kelahiran dan kenangan orang mati.

"Itu mungkin berarti bahwa konstruksi pemakaman kano dari satu pohon bisa memiliki makna tambahan, selain fungsi simbolis kano selama perjalanan terakhir orang mati," katanya.

No comments

Powered by Blogger.