Misteri Temuan Kerangka Balita dan Pisau Belati di Makam Kuno
Lima kerangka anak-anak telah ditemukan di salah satu gundukan permakaman kuno. Kerangka-kerangka ini ditemukan saat dilakukan penggalian untuk perluasan lubang kerikil Nymølle Stenindustrier di Hedehusene, sebuah kota antara Kopenhagen dan Roskilde di wilayah Ibu Kota Denmark.
Tim arkeolog bingung ketika mereka menemukan gundukan kuburan yang hanya berisi lima kerangka anak-anak. “Kami sangat senang dengan penemuan ini,” ujar Katrine Ipsen Kjær, arkeolog dari ROMU memimpin tim proyek dikutip Ancient Origins.
Kerangka anak-anak itu ditemukan di dua makam individu. Satu bertanggal 2400 - 1700 SM atau yang dikenal sebagai Zaman Batu Petani dan memegang empat kerangka berusia 3-4 tahun.
Sementara makam kedua hanya memiliki satu pemakaman Zaman Perunggu (1700 - 500 SM), dari seorang anak yang sedikit lebih tua. Salah satu dari empat anak itu dikubur dengan pisau batu. Sedangkan anak Zaman Perunggu itu ditemukan dengan gelang perunggu di samping kepalanya.
Profesor Kjær menyoroti situs pemakaman anak tersebut. Menurutnya, betapa langkanya gundukan kuburan semacam itu. Yang lebih jarang lagi adalah fakta bahwa gundukan itu berisi sisa-sisa kerangka anak-anak yang terpelihara dengan baik.
Arkeolog mengatakan sisa-sisa anak-anak yang terpelihara dengan baik adalah 'sumber pengetahuan besar' yang tidak dapat diperoleh dari mayat yang ditemukan di kuburan terbuka.
Di dunia kuno, lokasi tertentu dikaitkan dengan kehidupan setelah kematian lebih dari yang lain. Oleh karena itu, properti lokasi situs pemakaman Zaman Batu sering kali masih dihargai pada Zaman Perunggu, ketika makam yang lebih tua dibuka, dibersihkan, dan diisi dengan mayat segar.
Seratus persen dari mayat yang ditemukan di situs ini adalah anak-anak, para arkeolog berasumsi bahwa ini adalah pemakaman yang disediakan khusus untuk anak-anak. Namun, penemuan pisau belati (pisau perunggu kuno) di bagian atas gundukan pemakaman masih menjadi misteri. Pasalnya, alat tersebut biasanya dikaitkan dengan penguburan orang dewasa, hal ini menunjukkan mungkin ada kuburan dewasa yang menunggu penemuan di situs tersebut. Lalu, di mana sisa makam dewasa lainnya?
Sebuah pertanyaan menarik yang muncul dari temuan ini adalah mengapa kuburan anak-anak sangat sedikit ditemukan oleh para arkeolog. Padahal diketahui begitu banyak orang dalam sejarah yang meninggal saat masih anak-anak. Tidak ada yang yakin mengapa hampir tidak ada kuburan anak-anak yang ditemukan dibandingkan dengan orang dewasa, tetapi mungkin saja mereka lebih sering dikremasi.
Pada masa Pra-Kristen, anak-anak yang mati muda umumnya dikuburkan secara terpisah dari orang dewasa. Bukan hanya itu, ritual penguburan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, tergantung di mana seorang anak meninggal.
Katrine Ipsen Kjær mengatakan langkah selanjutnya adalah menentukan tanggal kerangka secara akurat, untuk menentukan kapan kelima anak itu masih hidup.
Berbekal pengetahuan ini, tim ilmuwan genetika akan mencoba mengumpulkan sampel DNA untuk menentukan apakah salah satu dari empat anak yang ditemukan di satu makam itu berkerabat. Lebih jauh lagi, jika keempatnya meninggal pada saat yang sama, diyakini bahwa mereka masing-masing tertular penyakit menular. Kita nantikan saja di penelitian selanjutnya.
Post a Comment