Header Ads

Penemuan Makhluk 'Hobbit' Prasejarah, Kehidupan Awal Mamalia Modern


Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Systematic Palaeontology pada 18 Agustus 2021 telah mendeskripsikan penemuan tiga spesies baru makhluk purba. Spesies baru yang ditemukan di Great Divide Basin, Wyoming, Amerika Serikat tersebut merupakan kehidupan awal mamalia modern.

Mamalia prasejarah itu hidup di sekitar Amerika Utara selama Zaman Paleosen paling awal. Kehidupan mamalia prasejarah itu hanya beberapa ratus ribu tahun dari zaman kapur-paleogen, saat dinosaurus punah.

Temuan tersebut menunjukan adanya evolusi cepat segera setelah kepunahan massal dinosaurus. Hal itu menunjukan mamalia terdiversifikasi lebih cepat setelah kepunahan massal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus non-unggas 66 juta tahun yang lalu umumnya diakui sebagai awal dari 'Zaman Mamalia' karena beberapa jenis mamalia muncul untuk pertama kalinya segera setelah itu.

Ketiga spesies baru itu yakni Miniconus jeanninae, Conacodon hettingeri dan Beornus honeyi. Ukurannya bervariasi, seukuran kucing di zaman sekarang, jauh lebih besar dari tikus dan mamalia seukuran tikus yang hidup bersama dinosaurus di Amerika Utara.

Karena miliki serangkaian fitur gigi yang unik dan berbeda satu sama lain, Beornus honeyi diberi nama berdasarkan karakter Beorn dalam The Hobbit, karakter fiksi dalam legendarium J. R. R Tolkien. Ia memiliki tampilan gigi geraham yang mengembang dan menonjol dibandingkan dengan mamalia lain pada periode itu.

"Ketika dinosaurus punah, akses ke makanan dan lingkungan yang berbeda memungkinkan mamalia untuk berkembang dan berdiversifikasi dengan cepat termasuk anatomi gigi mereka dan berevolusi dengan ukuran tubuh yang lebih besar," kata peneliti utama Madelaine Atteberry dari University of Colorado Geological Sciences, Amerika Serikat kepada Live Science.

Ketiga spesies baru itu termasuk dalam keluarga mamalia berplasenta yang disebut ungulata purba, nenek moyang primitif mamalia berkuku di zaman sekarang, seperti kuda, gajah, sapi dan kuda nil. Ketiga spesies baru tersebut dibedakan dari condylarth (mamalia berplasenta purba) lainnya berdasarkan fitur gigi mereka.

Para peneliti menemukan bagian tulang dan gigi rahang bawah yang memberikan informasi tentang identitas, gaya hidup dan ukuran tubuh spesies tersebut. Ketiga spesies yang termasuk dalam keluarga Periptychidae (keluarga mamalia plasenta Paleosen) itu dibedakan berdasarkan fitur gigi mereka.

Para peneliti percaya, bahwa mereka mungkin merupakan omnivora karena telah mengembangkan gigi yang memungkinkan mereka untuk mengunyah tanaman dan daging. Namun hal itu mengesampingkan kemungkinan mereka sebagai herbivora yang ekslusif.


"Mereka jelas memanfaatkan hal itu (fitu gigi), seperti yang dapat kita lihat dari radiasi spesies mamalia baru yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat setelah kepunahan massal," katanya.

Atteberry dan rekan penulis Jaelyn Eberle, seorang kurator di Museum Sejarah Alam dan Profesor Ilmu Geologi di Universitas Colorado, mempelajari gigi dan tulang rahang bawah dari 29 fosil spesies condylarth untuk menentukan perbedaan anatomi antara spesies. Dengan menggunakan teknik filogenetik, para peneliti memahami bagaimana spesies tersebut terkait satu sama lain dan dengan condylarths Paleosen awal lainnya di wilayah Amerika Serikat bagian barat.

Di antara ketiga spesies tersebut, Beornus honeyi adalah yang terbesar, dengan ukuran sekira marmut atau kucing rumahan. Conacodon hettingeri mirip dengan spesies lain dari Conacodon, tetapi berbeda dalam morfologi geraham terakhirnya. Sedangkan Miniconus jeanninae berukuran mirip dengan condylarths Paleosen awal yang kecil, tapi dibedakan oleh tonjolan kecil pada gerahamnya yang disebut parastylid.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam beberapa ratus ribu tahun pertama setelah kepunahan dinosaurus terdapat keanekaragaman spesies mamalia yang relatif rendah di seluruh wilayah Barat Amerika Utara, tetapi penemuan tiga spesies baru ini menunjukkan diversifikasi cepat setelah kepunahan," kata Atteberry.

No comments

Powered by Blogger.