Header Ads

Konspirasi Pembunuhan Abraham Lincoln

 

Tanggal 14 April 1865, Abraham Lincoln dan istrinya Mary Todd Lincoln sedang menyaksikan pertunjukan di Teater Ford, kota Washington saat tiba-tiba seorang pria menyelinap dan menembakkan pistolnya dari jarak dekat ke Presiden ke 16 Amerika Serikat tersebut...

Pertengahan April 1865 merupakan masa damai di Amerika di bawah kepemimpinan Presiden Abraham Lincoln. Hanya beberapa hari sebelumnya tepatnya tanggal 9 April 1865 pihak Konfederasi yang dipimpin oleh Robert E Lee menyatakan menyerah pada Jendral Ulysses Grant yang merupakan pemimpin Pasukan Uni/Federal. Hal ini menandakan berakhirnya perang saudara (Civil War) di Amerika yang telah meletus sejak 1861.

Ilustrasi Perang Saudara (Civil War) Amerika 1861-1865

Namun masa damai yang dirasakan usai berakhirnya perang saudara tersebut, tidak diiringi dengan kemerdekaan Amerika dalam hal ekonomi. Saat itu, para pemodal Yahudi (terdiri dari banyak anggota Freemansory) yang berasal dari Inggris berusaha untuk mengintervensi dan masuk ke dalam pemerintahan. Mereka seperti tak puas walaupun sebelumnya telah mendirikan Bank Amerika, yang bukan merupakan Bank Sentral dan telah lama mengincar untuk menguasai perekonomian Amerika.

Abraham Lincoln yang mulai mencium adanya ketidakberesan ini mulai mengatur langkah. Ia membatalkan Kongres yang digelar untuk memberikan hak dan wewenang kepada Bank Amerika untuk mencetak uang. Lincoln berpikir bila Bank Amerika diberikan wewenang penuh untuk mencetak uang, maka perekonomian akan sepenuhnya dikuasai oleh Rothschild dan seluruh kroninya yang telah menyusup ke kongres.


Tragedi Pembunuhan Lincoln


Ilustrasi Penembakan Abraham Lincoln di Ford Theater

Malam itu tanggal 14 April 1865, Washington DC sedang diguyur hujan. Abraham Lincoln dan istrinya, Mary Todd Lincoln datang ke Teater Ford di ibukota Washington DC untuk menyaksikan pertunjukan. Malam itu mereka juga pergi bersama seorang perwira militer teman Lincoln yaitu Mayor Henry Reed Rathbone yang datang bersama tunangannya, Clara Harris.

Malam itu Teater Ford menggelar sebuah pertunjukan drama komedi bertajuk "Our American Cousin" karya Tom Taylor. Lincoln beserta rombongan akhirnya masuk ke dalam teater dan menduduki tempat khusus yang terletak di balkon teater.

Semua orang terlihat begitu menikmati pertunjukan. Hingga seorang pria bernama John Wilkes Booth masuk ke dalam gedung tersebut.

John Wilkes Booth adalah seorang aktor yang juga biasa tampil di teater Ford. Tak ada satu pun yang mencurigainya saat ia tiba-tiba masuk ke dalam teater sekitar pukul 21.45. Ia bahkan sempat mengobrol akrab dengan seorang penjaga teater yang bernama John Buckingham. Booth tentu saja memiliki akses masuk ke dalam teater karena ia memang aktor di sana dan semua orang mengenalnya.

Saat aktor Harry Hawk sedang melontarkan kalimat lucu di panggung, yang disambut gemuruh tawa para penonton, Booth menyelinap ke balkon di mana Lincoln berada. Tidak adanya penjaga presiden saat itu memudahkan Booth untuk masuk ke balkon. Ia lalu mengambil pistol yang ada di saku jasnya dan mengarahkannya tepat di belakang kepala Lincoln. Lincoln tertembak!

Ilustrasi John Wilkes Booth Melarikan Diri Usai Menembak Lincoln

Lincoln jatuh tersungkur. Sang istri, Mary Todd Lincoln hanya bisa berteriak histeris. Mayor Rathbone yang berusaha untuk menghentikan Booth terluka tangannya akibat sebatan pisau yang dibawa Booth. Ia lalu meneriakkan "Sic semper tyrannis!" yang artinya "Begitulah nasib tirani!" Booth lalu kabur keluar teater lewat pintu belakang.


Firasat Abraham Lincoln


Mimpi Buruk Lincoln 

Beberapa minggu sebelum terjadinya peristiwa pembunuhan pada dirinya, Abraham Lincoln sebenarnya telah bermimpi buruk. Mimpi buruk yang dialami Lincoln bahkan telah berlangsung beberapa malam. Membuatnya bahkan sampai bercerita pada pengawal pribadi sekaligus sahabat dekatnya, Ward Hill Lamon.

Lincoln bercerita bahwa dalam mimpinya ia terbangun di tengah malam karena mendengar suara tangisan orang-orang. Ia kemudian mengikuti dan mencari tahu di mana asal suara tersebut. Hingga akhirnya ia tiba di East Room, yaitu sebuah ruangan yang ada di Gedung Putih.

Di ruangan itu, Lincoln menemukan sebuah peti jenazah tergeletak dan orang-orang di sekitarnya menangisi orang di dalam peti mati tersebut. Lalu ia pun bertanya pada penjaga Gedung Putih siapa yang meninggal. Penjaga tersebut menjawab bahwa Presiden Amerika telah meninggal. Lincoln terkejut bukan kepalang apalagi ketika ia mengaku melihat dirinya sendiri di dalam peti mati tersebut.


Konspirasi Di Balik Pembunuhan Lincoln


John Wilkes Booth

John Wilkes Booth pelaku penembakan Abraham Lincoln rupanya telah jauh-jauh hari merencanakan pembunuhan pada Presiden Amerika ke 16 tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya buku harian dan surat-surat Booth yang terdokumentasi dengan rapi.

Menurut rencana, Booth dan dua orang temannya akan menghabisi nyawa 3 orang penting yang ada duduk di kursi pemerintahan Amerika Serikat saat itu. Mereka adalah sekretaris negara, William Seward, wakil presiden Amerika Andrew Johnson, dan presiden Amerika Abraham Lincoln. Booth bertugas untuk membunuh Lincoln, Seward akan dibunuh Lewis Powell, dan yang bertugas membunuh Andrew Johnson adalah George Atzerodt.

Lewiss Powell
George Atzerodt

Di antara ketiga orang itu, hanya Booth yang berhasil dalam rencananya. Lewis Powell hanya mampu melukai William Seward. Sementara Andrea Johnson sang wakil presiden selamat karena konon George Atzerodt melarikan diri dari tugasnya dengan alasan terlalu takut. Ia bahkan sampai pergi meninggalkan Washington DC.

No comments

Powered by Blogger.