Header Ads

Kisah Jack The Baboon

 

Seorang penumpang kereta api sedang memandang ke luar jendela saat dia tiba-tiba melihat pemandangan yang sangat aneh. Seekor babon sedang menjaga persneling kereta. Itu sangat tidak masuk akal. Dia pun segera mengadukan hal ini kepada otoritas perkeretaapian.

Seekor babon bertugas menjaga jalur perkeretaapian? Kedengarannya tidak masuk akal kan? Tapi percayalah ini sungguh terjadi.

Babon itu bernama Jack. Dia adalah peliharaan sekaligus asisten dari petugas sinyal layanan kereta api Cape Town - Port Elizabeth. Jack si babon bekerja selama 9 tahun tanpa pernah membuat kesalahan sama sekali. Lalu bagaimana ceritanya seekor babon bisa menjadi asisten petugas kereta api? Inilah kisahnya.

Pada suatu hari di tahun 1877, James Wide, seorang petugas kereta, yang lebih dikenal dengan sebutan Jumper mengalami kecelakaan. Sesuai namanya, Jumper dikenal lihai melompat dari satu gerbong ke gerbong lainnya. Namun hari itu nasibnya sedang benar-benar sial. Pada saat gerbong kereta bergerak, ia melompat dan terjatuh tepat di bawah kereta yang tengah melaju. Beruntung Jumper berhasil selamat, meskipun ia harus merelakan kedua kakinya untuk diamputasi.

Meskipun dokter telah mengamputasinya hingga bagian lutut atas, tetapi Jumper tidak putus asa. Ia pun membuat dua kaki baru dari pasak kayu dan tetap melanjutkan pekerjaannya di stasiun Uitenhage. Dengan troli kayu yang dibuatnya, Jumper bisa berkeliling untuk melakukan tugasnya seperti biasa. Tapi tentu saja dengan kondisi demikian, sekarang tugasnya menjadi bertambah berat.

Pada tahun 1881 atau 4  tahun setelah kecelakaan yang merenggut kakinya,  Jumper secara tidak sengaja melihat seekor babon di pasar. Babon jenis chacma itu tampak berbeda dari babon biasanya. Ia sangat pintar, dan dengan lincah bergerak ke sana kemari memimpin gerobak sapi.

Jumper sangat terkesan dengan kecerdasan babon itu. Ia lalu memutuskan untuk membelinya dan mempekerjakannya menjadi asisten membantu pekerjaannya. Babon itu lalu diberi nama Jack.

Pelajaran pertama yang diajarkan Jumper untuk dilakukan primata itu adalah mendorongnya ke dan dari tempat kerja dengan sebuah troli atau gerobak kecil. Jack juga diajarkan bagaimana mengoperasikan sinyal kereta api dengan mengangkat satu atau dua jarinya dan menarik tuas yang sesuai. Ia juga diajari cara menyerahkan kunci kepada kondektur.

Jack sedang menarik sebuah tuas, sambil diawasi James "Jumper" Wide

Jadi misalnya setiap kereta berhenti di stasiun, maka secara otomatis akan memicu suara peluit yang menandakan kondektur meminta kunci. Begitu mendengar peluit, Jumper kemudian akan mengambil kunci dan perlahan berjalan ke arah kondektur.

Jack yang melihat itu selama beberapa hari segera memahami apa yang harus dilakukan ketika suara peluit mulai berbunyi. Tak lama tugas itu segera digantikan oleh Jack yang dengan sigap memberikan kunci setiap kali suara peluit berbunyi.

Selain pekerjaan teknis, Jack juga membantu pekerjaan rumah tangga seperti menyapu lantai dan membuang sampah. Jack sangat cepat belajar dan beradaptasi. Tak butuh waktu lama, babon itu telah menjadi asisten Jumper yang dapat diandalkan.

Baca juga: Hewan-Hewan yang Menjelajahi Luar Angkasa

Jack segera menjadi terkenal. Orang-orang berdatangan dari sekitar Cape Town untuk hanya demi melihat seekor babon mengoperasikan trek kereta api.

Orang-orang melihat bagaimana Jack sangat sigap dengan tugasnya. Saat kereta mendekati sakelar rel di stasiun kereta Uitenhage, peluit akan berbunyi beberapa kali untuk memberi tahu petugas sinyal jalur mana yang harus diubah. Dengan memperhatikan Jumper, Jack mulai menarik tuasnya sendiri sambil terus diawasi Jumper.

Jack benar-benar sangat membantu. Pekerjaan Jumper jadi jauh lebih ringan. Ia bahkan dapat bersantai, sementara Jack melakukan semua pekerjaan termasuk mengganti jalur rel.

Jack dan James "Jumper" Wide dengan sebuah troli

Namun, gagasan seekor babon yang menjalankan kereta rupanya mengkhawatirkan beberapa orang. Seperti ceritanya, suatu hari seorang penumpang kereta api yang memandang ke luar jendela melihat bahwa seekor babon, sedang menjaga persneling. Penumpang itu kemudian mengadu kepada otoritas perkeretaapian.   

Seorang manajer kereta api segera dikirim ke stasiun untuk memecat Jack dan Jumper, tetapi ketika dia tiba, Jumper memohon untuk tidak dipecat dan menawarkan kepada manajer untuk menguji keterampilan Jack. Manajer tersebut kemudian berpikir bahwa babon itu tidak mungkin bisa melakukan pekerjaan dengan baik seperti yang dikatakan Jumper. Maka ia pun setuju untuk menguji babon pintar itu.

Dia menginstruksikan seorang insinyur untuk membunyikan peluit kereta, dan menyaksikan dengan terkejut, ketika Jack membuat perubahan sinyal yang benar. Rupanya, Jack tidak pernah sama sekali bertindak ceroboh atau berpaling dari kereta. Babon itu ajaibnya selalu memastikan pekerjaannya benar.

"Jack tahu peluit sinyal sebaik saya, ia juga tahu semua pengungkitnya," kata pengawas kereta api George B. Howe, yang mengunjungi Jack sekitar tahun 1890. "Sangat mengharukan melihat bagaimana ia begitu menyayangi majikannya. Saat aku mendekat, mereka berdua duduk di troli. Lengan babon itu melingkari leher Wide, sedangkan tangannya yang lain membelai wajah pria itu. "

Jack dilaporkan diberi nomor pekerjaan resmi. Ia mendapatkan gaji sebesar 20 sen sehari dan juga setengah botol bir setiap minggu.

Jack si babon cerdas meninggal pada tahun 1890 karena penyakit tuberkulosis. Dia telah bekerja keras selama sembilan tahun tanpa pernah sekalipun membuat kesalahan. Tengkorak Jack si Babon saat ini berada di Museum Albany di Grahamstown, Afrika Selatan.

No comments

Powered by Blogger.